Senja di Situ Lengkong Panjalu _ Situ Lengkong atau situ panjalu adalah sebuah tempat wisata air yang terletak diwilayah Desa/Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis provinsi Jawa Barat - Indonesia.Pada setiap harinya ramai dikunjungi wisatawan lokal dalam dan luar daerah.Meskipun akses jalan menuju tempat ini tergolong kecil namun masih bisa dilewati mobil-mobil besar walaupun terkadang ketika berpapasan kita harus mengalah minggir ke parit.Tujuan orang datang ke situ lengkong selain untuk menikmati semilir angin dan hawa sejuk pegunungan serta hijaunya pemandangan,disini juga terdapat dan biasa orang lakukan adalah wisata rohani ziarah ke makam.

Dalam Bahasa Sunda kata situ artinya danau dan panjalu berasal dari kata jalu yang artinya jantan atau laki-laki.Situ Lengkong terletak di ketinggian 700 meter diataspermukaan laut.Di tengah danau tersebut terdapat sebuah pulau yang dinamai Nusa Larang atau Nusa Gede atau ada juga yang menyebutnya sebagai Nusa Panjalu.Menurut legenda rakyat dan Babad Panjalu,Situ Lengkong adalah sebuah danau buatan dimana sebelumnya daerah ini adalah kawasan legok atau lembah yang mengelilingi bukit bernama Pasir Jambu (pasir artinya bukit).

Senja di Situ Lengkong Panjalu

Asal mula sejarah terbentuknya situ lengkong berawal Ketika Sanghyang Borosngora pulang menuntut ilmu dari tanah suci Mekkah,ia membawa cinderamata yang salah satunya berupa air zamzam yang dibawa dalam gayung batok (cangkang kelapa) berlubang-lubang (gayung bungbas).Air zamzam itu kemudianditumpahkan ke dalam sebuah lembah dan menjadi cikal-bakal atau induk air dari Situ Lengkong.Bukit yang ada di tengah lembah itu lalu menjelma menjadi sebuah pulau dan dinamai Nusa Larang yang artinya pulau terlarang atau pulau yang disucikan,sama halnya seperti kota Mekkah yang berjuluk tanah haram yaitu tanah terlarang atau tanah yang disucikan yang artinya tidak sembarang orang boleh masuk dan terlarang berbuat hal yang melanggar pantangan atau hukum di kawasan itu.

Pada masa pemerintahan Prabu Sanghyang Borosngora,pulau ini dijadikan pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu.Di Nusa Larang ini bersemayam juga jasad tokoh-tokoh Kerajaan Panjalu yaitu Prabu Rahyang Kancana,Raden Tumenggung Cakranagara III,Raden Demang Sumawijaya,Raden Demang Aldakusumah,Raden Tumenggung Argakusumah (Cakranagara IV) dan Raden Prajasasana Kyai Sakti.

Situ Lengkong memiliki luas kurang lebih 67,2 hektare sedangkan Nusa Larang mempunyai luas sekitar 16 hektare.Pulau ini telah ditetapkan sebagai cagar alam sejak tanggal 21 Februari 1919.Nusa Larang ini pada zaman Kolonial Belanda dinamai juga Pulau Koorders sebagai bentuk penghargaan kepada Dr.Koorders seorang pendiri sekaligus ketua pertama Nederlandsch Indische Vereeniging tot Natuurbescherming yaitu sebuah perkumpulan perlindungan alam Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1863.

Sebagai seorang yang menaruh perhatian besar pada botani,Dr.Koorders telah memelopori pencatatan berbagai jenis pohon yang ada di Pulau Jawa.Pekerjaannya mengumpulkan herbarium tersebut dilakukan bersama Th Valeton seorang ahli botani yang membantu melakukan penelitian ilmiah komposisi hutan tropika.

Koorders dan rekannya itu pada akhirnya berhasil memberikan sumbangan pada dunia ilmu pengetahuan.Berkat kerja kerasnya kemudian terlahir buku Bijdragen tot de Kennis der Boomsoorten van Java sebuah buku yang memberi sumbangan pengetahuan tentang pohon-pohon yang tumbuh di Pulau Jawa.

Sebagai cagar alam Nusa Larang memiliki vegetasi hutan primer yang relatif masih utuh dan tumbuh secara alami.Di sana terdapat beberapa jenis flora atau tumbuhan seperti Kondang (Ficus variegata),Kileho (Sauraula Sp) dan Kihaji (Dysoxylum).Di bagian pulau yang lebih rendah tumbuh tanaman Rotan (Calamus Sp),Tepus (Zingiberaceae) dan Langkap (Arenga).Sedangkan fauna atau hewan yang hidup di pulau itu antara lain adalah Tupai (Calosciurus nigrittatus),Burung Hantu (Otus scop) dan Kelelawar (Pteropus vampyrus) serta Kalong (kelelawar besar).

Senja di Situ Lengkong Panjalu dari Kata Bijak,Kata Mutiara dan Puisi Terbaru.